Menguak Rahasia Mesir Kuno Membangun Piramida Giza Agung
OPINI | 30 January 2012 | 02:39 Dibaca: 6967 Komentar: 52 11 aktual
By. Masykur A. Baddal - Piramida
Agung Giza adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno, yang
hingga saat ini belum ada tandingannya. Bangunan terbesar yang
berbentuk segi tiga itu, mempunyai ketinggian 146m. Diyakini dibangun
pada masa kekuasaan Firáun Khufu yaitu pada tahun 2560 SM.
Kontraversi sekitar proses
pembangunan Piramida Agung Giza terus berkelanjutan hingga akhir abad
ke-19. Dimana, sebagian besar arkeolog dunia tetap berpendapat, bahwa
Piramida Agung Giza dibangun dengan konstruksi blok batu granite
berjumlah 2.300.000 biji batu yang di ambil dari wilayah Aswan. Setiap blok batu mempunyai bobot 2.5 ton. Proses pembangunannya memakan waktu selama 30 tahun, dengan melibatkan 100.000 orang pekerja.
Namun, semua spekulasi sekitar proses dan teknis
pembangunan Piramida Agung Giza, pada tahun 1981 seakan terpecahkan.
Seorang peneliti berkebangsaan Perancis, Profesor Joseph Davidovits,
Direktur Institut Geopolimer Prancis. Secara mengejutkan mengajukan
sebuah teori bahwa Piramida Agung Giza dibangun dari unsur tanah liat
yang kemudian dibakar menjadi sekeras batu alam.
Profesor Davidovits mengatakan, bahwa tanah
liat dan bahan lainnya diambil dari sepanjang Suangai Nil, lalu
bahan-bahan ini disatukan dalam sebuah cetakan kayu khusus, dan dapat
digunakan berulang kali. Campuran semua unsur tanah liat ini selanjutnya
dipanaskan pada suhu tinggi, sehingga menyebabkan komponen-komponen
kimiawi dari bahan-bahan tersebut saling berinteraksi dan membentuk
sejenis batu, persis seperti batu gunung berapi, yang terbentuk jutaan
tahun lalu. Dengan teknis semacam ini, menjadikan semua blok batu
memiliki ukuran dan potongan yang sama.
Percobaan yang dilakukan oleh Profesor
Davidovits menggunakan Nanoteknologi (cabang teknik yang berhubungan
dengan hal-hal kecil dari 100 nanometer) membuktikan adanya sejumlah
besar unsur air dalam bebatuan. Jumlah tersebut seharusnya tidak ada,
seperti pada batu alam kebanyakan.
Selain itu, dalam bukunya “Ils ont bati les
pyramides” (cara membangun piramida) yang diterbitkan tahun 2002,
Profesor Davidovits telah menjelaskan semua teka-teki yang selama ini
menjadi perdebatan para arkeolog, sekitar cara Piramida Agung Giza
dibangun. Selain itu, ia juga mereka ulang mekanisme konstruksi
sederhana geometris dari lumpur. Beberapa penelitian menegaskan bahwa
tungku atau sejenis kompor telah digunakan pada zaman dahulu untuk
membuat keramik dan patung-patung. Secara umum, setelah tanah liat
dicampur dengan logam dan bahan alami lainnya, lalu dibakar dengan nyala
api, sampai patung itu mengeras menyerupai bentuk batuan nyata.
Pendapat Davidovits juga dipertegas oleh
Mario Collepardi, seorang Profesor dari Italia yang mengkhususkan diri
pada penelitian arsitektur piramida. Ia meyakini bahwa Firaun
menggunakan tepung kapur yang tersedia dalam jumlah melimpah di daerah
mereka, dicampur dengan tanah biasa. Kemudian mereka menambahkan air
dari sungai Nil dan menyalakan api hingga suhu 900 derajat Celcius.
Proses pemanasan ini memberi kekuatan pada batu dan menjadikannya mirip
dengan batuan alami.
Adapun proses penyusunan blok-blok tanah liat
tersebut sebelum dipanaskan, guna membentuk bangunan piramida. Yaitu
dengan membangun lereng (ramp) dari bahan kayu mengelilingi konstruksi
piramida, sehingga memudahkan para pekerja melakukan proses pengangkutan
bahan baku tanah liat/lumpur ke berbagai ruas bangunan piramida.
Sehingga dengan cara ini, tidak diperlukan lagi puluhan ribu pekerja
untuk membangun sebuah piramida.
Teknis pembangunan piramida, juga menjadi rahasia
Firáun Mesir. Dari jutaan tastamen yang ada, tidak satupun yang
menjelaskan sekitar teknis pembangunan Piramida Agung Giza secara
detail.
Sehingga dengan temuan teranyar ini, akan membuka
mata kita, bahwa teknologi yang digunakan sebenarnya sangat simpel.
Akibat kurangnya informasi sekitar detail teknisnya, mendorong setiap
arkeolog berspekulasi menurut cara berpikir masing-masing.
Salam.
(referensi: wiki, sis.gov.eg, egypt.com.eg, waraqat.net)
0 komentar:
Posting Komentar